Sebuah televisi menyala dikeheningan
Memecah jalur otak yang rindui ketenangan
Ia ingin lepas dari berita-berita dusta
Juga gosip-gosip sialan
Bagai debu semua bertebaran
Seakan terulang di tiap detak jarum jam
Televisi pun merasa bodoh dibuatnya
Hingga tak mampu berilustrasi
Hingga tak mampu bersuara
Hingga tak mampu berkilah
Hingga ia hijrah
Ke Tempat Pembuangan Sampah
Lebih baik kan?
Bandung
29 Mei 2013
Televisi Pun Tenang
Matilah!
Disela-sela hati nan hampa
Terselip sepucuk do'a
Ia bersabda
"Matilah!"
Matilah benci!
Mengendap di sel inti
Matilah!
Perkaku aksi
Matilah dendam!
Asah jiwa murka
Matilah!
Sang bom kala
Matilah dengki!
Racuni nurani
Matilah!
Hinai diri
Matilah!
Mati...
Ma...
Ti...
Dipenghujung nya
Ia sematkan sepenggal kata
Harapan nan berbunga-bunga
"Amin"
Do'a ku untuk ku
Terbanglah Dara
Sesaat sebelum Dara meninggal
Ia berkata:
"Aku ingin terbang
Menanti terbitnya
Sang surya
Membaur
Menyatu
Serupa sinar nan hangat
Maka
Kenanglah aku
Kala terang
Rindui aku
Kala gelita"
Untuk teman-temanku, para almarhum.
Bandung 28 Mei 2013
02.53
Mata ini tak sanggup lagi memandang
Tersiksa... meronta... menggeram
Ingin terpejam
Kedalam lorong serba hitam
Kelam...
Namun itu yang ku inginkan
Tersimpan satu harapan
Mengendap dalam gelap
Seberkas cahaya
Itu... rinduku padamu
Datanglah...
Kesini...
Ke tempat ini...
Mimpiku
28 Mei 2013
Ini Cinta Bukan?
Terbelalak ia
Melihat kepolosan nya
Seperti kertas..
Tidak..
Seperti air bening
Atau bahkan udara
Dalam putih kertas ia catatkan
Kata dengan tinta cinta berona
Dalam bening air ia taburi
Kasih laksana pelangi
Dalam kekosongan
Ia layangkan pesawat kertas
Simbol kasih nya
Tak satu melainkan seribu
Namun
Kertas tetap putih
Air tetap bening
Dan udara pun tetap sepi
Hatinya meronta...
Kasihnya
Bukan tanpa pengorbanan
Cintanya
Bukan tanpa penantian
Keluh kesah nya
Acapkali ia asingkan
Sekarang..
Buntu
Yang ia rasakan
Buntu
Yang ia rasakan
Kasih bukan tanpa balasan
Hanya harapan
Tak terpuaskan
Cinta selayaknya berwarna
Bukan?
28 Mei 2013
Untuk temanku si hitam dan si putih XD